R E S I S T O R
Gerakan pembawa
muatan dengan arah tertentu pada penghantar terhambat oleh tumbukan dengan ion –atom
dari bahan penghantar tersebut. "Perlawanan" penghantar terhadap pelepasan
arus inilah disebut sebagai tahanan. Satuan tahanan listrik adalah Ohm dengan simbol satuan Ω (Omega) dan simbol besarannya adalah
R. Pada satuan SI didefinisikan bahwa 1 Ohm adalah sama dengan tahanan dengan
perantaraan tegangan 1 V mengalir kuat arus sebesar 1 A. Pembagian dan
kelipatan satuan :
A. Tahanan Jenis (Spesifikasi Tahanan)
Tahanan yang tergantung pada susunan bagian dalam bahan penghantar
(kerapatan atom dan jumlah elektron bebas) disebut tahanan jenis. Simbol
formula untuk tahanan jenis adalah ρ
(baca: rho). Untuk dapat membandingkan
bermacam-macam bahan, perlu bertitik tolak pada kawat dengan panjang 1 m dan
luas penampang 1 mm2, dalam hal ini tahanan diukur pada suhu 20OC.
B.
Tahanan Listrik Suatu Penghantar
Tahanan listrik suatu penghantar R semakin besar jika : 1) penghantar
semakin panjang, 2) luas penampang A semakin kecil, 3) tahanan jenis ρ semakin besar. Ketergantungan
tahanan listrik tersebut dapat diringkas dalam bentuk rumus sebagai berikut :
C.
Daya Hantar dan Hantar Jenis
Suatu
beban dengan tahanan yang kecil menghantarkan arus listrik dengan baik atau
disebut memiliki daya hantar yang
besar. Daya hantar yang besar sepadan dengan tahanan yang kecil dan
sebaliknya daya hantar kecil sepadan dengan tahanan besar. Daya hantar adalah
kebalikan tahanan.
D.
Resistor
Resistor (perlawanan/hambatan)
dapat ditemukan dalam semua material kecuali super penghantar (super conductor). Resistor akan melawan arah
arus seperti yang telah dibuktikan didalam hukum Ohm dan nilai resistor bervariasi
terhadap material penghantar dan temperatur.
1.
RESISTOR TETAP (FIXED RESISTOR)
Resistor merupakan komponen yang banyak di rangkaian elektronik
dan digunakan sebagai pembagi tegangan atau arus. Berdasarkan spefikasinya,
macam dan jenis
resistor tetap dibedakan berdasarkan konstruksi, jenis
bahan dan proses fabrikasinya. Jenis bahan resistor berupa komposisi
karbon, lapisan karbon, oksida karbon, selaput logam, lapisan logam
dan lilitan kawat. Salah satu cara mengetahui besarnya nilai resistansi dari resistor adalah dengan membaca kode warna
pada badannya. Penggunaan itu perlu pengelompokan ukuran dan urutan nilai
resistansi dari resistor. Standar aturan yang dipakai oleh IEC (International Electrical Commision).
Pita ke-1 = MERAH = 2 (Nilai digit ke-1)
Pita ke-2 = UNGU = 7 (Nilai digit ke-2)
Pita ke-3 = KUNING = 1K = 10.000 (Faktor Pengali)
Pita ke-4 = EMAS = 5 % (Toleransi)
Nilainya adalah 27 x 10.000 ± 5% = 270.000 ± 5%
Batas pengukurannya:
R maks = 270.000 + (5% x 270.000) = 283.500 Ω
R min = 270.000 – (5% x 270.000) = 256.500 Ω
atau 256,5 kΩ s.d. 283,5 kΩ
Contoh Cara Membaca Resistor Dengan 5 Kode Warna
Pita ke-1 = BIRU = 6 (Nilai digit ke-1)
Pita ke-2 = MERAH = 2
(Nilai digit ke-2)
Pita ke-3 = COKLAT= 1 (Nilai digit ke-3)
Pita ke-4 = COKLAT = 10 (Faktor Pengali)
Pita ke-5 = COKLAT = 1% (Toleransi)
Nilainya adalah : 621 x 10 ± 1% = 6.210 ± 1%
Batas pengukurannya :
R maks = 6.210 + (1% x 6.210) =
6.272,1 Ω
R min = 6.210 - (1% x 6.210) = 6.147,9
Ω
atau
6.147,9 Ω s.d.
6.272,1 Ω
Contoh Cara Membaca Resistor Dengan 6 Kode Warna
Pita ke-1 = UNGU = 7 (Nilai digit ke-1)
Pita ke-2 = HIJAU = 5 (Nilai digit ke-2)
Pita ke-3 = KUNING= 4 (Nilai digit ke-3)
Pita ke-4 = COKLAT = 10 (Faktor Pengali)
Pita ke-5 = COKLAT = 1% (Toleransi)
Pita ke-6 = MERAH = 50 ppm (Koefisien temperatur)
Nilainya adalah : 754 x 10 ± 1% = 7.540 ± 1%, 50 ppm
Batas pengukurannya :
R maks = 7.540 + (1% x 7.540) = 7.615,4 Ω
R min = 7.540 - (1% x 7.540) = 7464,6 Ω
Dengan koefisien temperatur
50 ppm
atau
dengan batas pengukuran : 7.464,6 Ω s.d. 7.615,4 Ω
2.
VARIABLE RESISTOR / RESISTOR TIDAK TETAP
Konstruksi dasar resistor
yang dapat diatur terdiri atas suatu jalur yang terbuat dari bahan resistif dan penjeja (wiper) yang dapat digerakan
sedemikian rupa sehingga membuat kontak dengan jalur resistif. Konstruksi yang paling
sederhana seperti diperlihatkan pada gambar berikut.
(a) Potensiometer (b) Cermet
Potensiometer (c) Trimpot
Potensiometer digunakan
untuk : a) penyetelan awal (preset) atau trimer, b)
pengatur untuk kegunaan umum misalnya pengatur nada suara,
c) pengatur presisi (ketepatan)
3.
NTC
Termistor NTC (Negative Temperature Coefisient)
merupakan resistor dengan
koefisien temperatur negatif yang sangat tinggi. Perubahan resistansi yang diakibatkan oleh non
linieritasnya ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan temperatur (suhu semakin panas maka
hambatan semakin menurun) seperti gambar berikut.
4.
PTC
Termistor PTC (Positive Temperature Coefficient) adalah
suatu resistor yang
mempunyai koefisien temperatur positif yang sangat tinggi (suhu semakin panas
maka hambatan semakin bertambah). Dalam beberapa hal PTC ini berbeda
dengan NTC seperti yang dituliskan berikut ini :
5.
HAMBATAN TERGANTUNG TEGANGAN (VDR
= Varistor)
VDR adalah Voltage Dependent Resistor semikonduktor
yang secara prinsip sebagai penggabungan dari hubungan seri PN Junction. Ketika sebuah tegangan DC disambungkan ke VDR
tanpa memperhatikan
polaritas, arus mengalir menyebabkan tegangan di seluruh PN Junction yang terhubung seri. Oleh karena itu,
VDR mempunyai tahanan tinggi saat tegangan DC
rendah dan bertahanan rendah saat tegangan DC tinggi.
6.
LDR
LDR
adalah Light Dependent Resistor yaitu
jenis resistor yang nilai hambatannya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai hambatannya
akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Fungsi LDR adalah untuk
menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (kondisi terang)
dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
0 komentar:
Posting Komentar